Dua Warga Bolsel dan Satu Sangihe Korban Pembantaian KKB di Yahukimo Papua

SiteSulut.com-Tim Dokkes, DVI Polri, Rumah Sakit Bhayangkara dan RSUD Dekai telah mengidentifikasi 12 jenazah pendulang emas yang menjadi korban pembantaian oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Tiga diantaranya warga Sulawesi Utara. Dua korban berasal dari Bolaang Mongondouw Selatan (Bolsel) dan satu lainnya berasal dari Kabupaten Sangihe.

Berikut identitas 12 jenazah pendulang emas tersebut:

1.) Wawan Tangahu, Dusun III, Kab. Bolmong Selatan, Sulawesi Utara.

2.) Suardi Laode alias Kaswadi, Dusun III, Kab. Bolmong Selatan, Sulawesi Utara.

3.) Stenli Humena, Kampung Kalama Darat, Kab. Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

4.) Yuda Lesmana, Kos Jalan Paradiso, Dekai

5.) Riki Rahmat, Desa Ranomolua Kec. Besulutu, Kab. Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara

6.) Muhammad Arif, Kos Pemukiman Jalur II, Dekai.

7.) Safaruddin, Kos Pemukiman Jalur II, Dekai.

8.) Abdur Raffi Batu Bara, Kos Pemukiman Jalur II, Dekai.

9.) Stefanus Gisbertus, Desa Tala, Kab. Seram Barat, Maluku.

10.) Zamroni, Dukuh Dulak, Desa Gantungan, Kab. Tegal, Jawa Tengah

11.) Ariston Kamma, Tantanan Tallunglipu, Sulawesi Selatan (sudah diserahkan kepada pihak keluarga)

12.) Rusli, Desa Buti, Kab. Merauke, Papua

Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa 12 jenazah tersebut telah dievakuasi dan diidentifikasi.

“Dari 12 jenazah ini telah diidentifikasi oleh Tim Dokkes, DVI Polri, dan RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, identitasnya masing-masing korban,” jelas Faizal dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (13/4/2025).

Faizal menjelaskan bahwa, jenazah para pendulang emas ditemukan di beberapa lokasi penambangan rakyat di Kabupaten Yahukimo.

“Jenazah ini ditemukan di lokasi penambangan seperti Tanjung Pamali, Kampung Bingki, Camp 22, Muara Kum, Area 33, Kabupaten Yahukimo, dan lokasi penambangan di Kabupaten Pegunungan Bintang,” ungkapnya.

Faizal menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan proses evakuasi dan mengejar para pelaku.

“Kami tidak akan berhenti bekerja semaksimal mungkin. Pelaku akan kami kejar dan ditindak tegas sesuai hukum terhadap perbuatan mereka terhadap para pendulang emas yang merupakan warga sipil,” tegasnya.

Sebelumnya, proses evakuasi terhadap jenazah pendulang emas ini telah dilakukan sejak Kamis (10/4/2025) hingga Minggu (13/4/2025). Tragedi pembunuhan tersebut terjadi pada Minggu (6/4/2025) dan Senin (7/4/2025).(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *